Ismu At-tafdhil
Ismu at-tafdhil (اسم التفضيل) adalah salah satu bentuk kata yang ada dalam bahasa arab untuk mengunggulkan sesuatu dari sesuatu yang lain. Bentuk dari ismu at-tafdhil ada dua macam. Yaitu af'al (أفعل) untuk muzakkar/laki-laki dan fu'la (فعلى) untuk muannats/perempuan.
Contohnya adalah: الأسد أقوى من الزرافة (singa lebih kuat daripada jerapah. Kemudian misal dari yang berbentuk muannatsnya adalah: وكلمة الله هي العليا (dan kalimat Allah itulah yang paling tinggi).
Kata asad (singa) disebut sebagai al-mufaddhal (المفضل), kata aqwa (lebih kuat) adalah ismu at-tafdhil (اسم التفضيل) dan az-zarafah (jerapah) adalah al-mufaddhal alaihi (المفضل عليه).
Dengan begitu, uslub at-tafdhil pasti terdiri dari ketiga unsur di atas, yaitu al-mufaddhal (المفضل), ismu at-tafdhil (اسم التفضيل) dan al-mufaddhal alaihi (المفضل عليه).
Adapun syarat-syarat untuk dapat dijadikan ismu at-tafdhil adalah sebagai berikut:
1- harus berbentuk fi'il tsulasi atau kata kerja yang terdiri dari tiga huruf saja.
2- harus berbentuk ismu at-tam atau bukan bagian dari isim naqis. Contohnya adalah kana (كان) dan teman-temannya, tidak bisa dibentuk ke ismu at-tafdhil karena berbentuk fi'il naqis.
3- harus berbentuk fi'il mutasharrif, atau bukan berbentuk fi'il jaamid. Misalnya (عسى dan ليس) adalah fi'il jaamid maka tidak dapat dibentuk ke ismu at-tafdhil.
4- fi'il tersebut terdapat tingkatan-tingkatan. Maka fi'il مات وفنى (mati dan fana) tidak dapat dibentuk ke dalam ismu at-tafdhil karena mati dan fana tidak ada tingkatannya kecuali dengan maksud lain.
Dan masih ada banyak lagi syarat-syarat dan pengecualian dalam ismu at-tafdhil. Namun dicukupkan dalam empat hal di atas. Karena di sebagian lain ada beberapa perbedaan pendapat antar pakar bahasa.
Macam-macam ismu at-tafdhil
Pembahasan selanjutnya adalah halaat ismu at-tafdhil (حالات اسم التفضيل) atau pembahasan mengenai macam-macam keadaan ismu at-tafdhil.
Halaat ismu at-tafdhil (macam-macam bentuk/keadaan ismu at-tafdhil) terbagi menjadi empat macam. Sebagaimana dijelaskan berikut:
pertama adalah mujarrad min alif wa lam, wal idhafah (tidak terdiri dari alif-lam ataupun bentuk kalimat majemuk). Contohnya adalah:
الأسد أقوى من الزرافة
العينان أصدق من الأذنين
الزرافات أطول من الأفيال
Maka dapat disimpulkan bahwa ismu at-tafdhil yang tidak terdiri dari alif-lam dan idhafah haruslah berbentuk mufrod, mudzakkar, dan nakirah.
Kedua, ismu at-tafdhil yang terdiri dari alif-lam (mu'arraf bi al). Contohnya:
الصادق هو الأفضل
الصادقة هي الفضلى
الصادقان هما الأفضلان
الصادقتان هما الفضليان
الصادقون هم الأفضلون
الصادقات هن الفضليات
Dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa ismu at-tafdhil yang mua'rraf bi al harus senada dengan al-mufaddhal. Jika mufaddhal berbentuk mufrad, maka al-mufaddhal alaihi juga mufrad, begitupun ketika mutsanna dan jamak. Minimal harus senada (sama) dalam jenis, jumah.
Ketiga, ismu at-tafdhil mudhaf ila nakirah (kalimat majemuk dengan yang umum). Contohnya adalah:
أحمد شوقي أعظم شاعر
المسلمون أعظم أمة
رونلدو ومسي أشهر لاعبين
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ismu at-tafdhil yang mudhaf ila nakirah harus berbentuk mufrad, mudzakkar dan nakirah.
Terakhir adalah, ismu at-tafdhil yang mudhaf ila ma'rifah (majemuk dengan kata yang diketahui). Contohnya adalah:
هؤلاء أفضل / أفاضل الطلاب
هن أكبر / كبريات النساء
Ismu at-tafdhil yang mudhaf ila ma'rifah mempunyai dua bentuk yang bisa digunakan. Pertama adalah mufrad-mudzakkar-nakirah seperti kata afdhal. Dan yang kedua adalah yuthabiq al-mufaddhal (mengikuti yang diutamakan) seperti kata afadhil.
Demikan sedikit pembahasan tentang Ismu at-tafdhil, semoga bermanfaat, jika ada pertanyaan atau tambahan silahkan di kolom komentar. El-fath.
Komentar
Posting Komentar