At-thibaq dan Al-muqabalah

At-thibaq (الطباق) secara istilah mempunyai makna menjejerkan dua buah kata atau lebih sehingga seperti saling berhadapan karena perbedaan diantara keduanya. Misalanya, kuat: lemah, hitam: putih, besar: kecil, dll.

At-thibaq terbagi menjadi dua jenis, yaitu thibaq al-ijabi (positif) dan thibaq as-salbi (negatif).

Adapun tibaq al-ijabi adalah menjejerkan dua kata yang berlawanan tanpa adanya adat an-nafy (kata yang menegatifkan). Misalnya pada kalimat "Allah memuliakan dan merendahkan siapa saja yang ia kehendaki" maka kata "memuliakan" dan "merendahkan" adalah at-thibaq.

Dalam Alquran, Allah berfirman: (لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت) baginya kebaikan dari apa yang ia usahakan (dalam hal baik) dan baginya keburukan atas apa yang ia usahakan (dalam hal buruk). Dalam ayat ini ada at-thibaq antara kata "kebaikan" dan "keburukan".

Kemudian jenis yang kedua adalah thibaq as-salbi atau yang negatif, yaitu menjejerkan dua kalimat dengan menggunakan adat an-nafy (kata yang dapat menegatifkan). Misalnya kalimat "khalid lolos tes sementara zaid tidak", ada at-thibaq antara lolos dan tidak lolos.

Kemudian contoh dari Alquran adalah:
{قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [الزمر : 9]

yang artinya: "apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?" Dari ayat diatas, terdapat at-thibaq antara "orang yang mengetahui" dengan orang yang tidak mengetahui".

Al-muqabalah

Perbedaan dengan at-thibaq adalah Al-muqabalah membandingkan kalimat dengan kalimat atau makna dengan makna sedangkan at-thibaq kata dengan kata.

Contohnya adalah firmanNya dalam surat at-taubah ayat 82. {فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} artinya: "maka, sedikitkanlah tertawa dan menangislah yang banyak atas apa yang telah dilakukan"

Ayat di atas terdapat muqabalah antara dia kalimat, yaitu "tertawalah sedikit" dan "menangislah yang banyak".

Adapun faedah dari at-thibaq dan Al-muqabalah sedikitnya ada tiga.

1- menunjukkan kekonsistenan dengan waktu yang terus menerus, seperti pada kalimat "saya belajar siang dan malam"

2- menekankan makna sekaligus menjadi penjelas. Misalnya pada kalimat "pemulung yang sukses lebih baik ketimbang doktor yang gagal"

3- menunjukan makna yang menyeluruh dalam suatu kejadian. Misalnya kalimat "perkataanku dapat difahami baik oleh orang awam maupun profesor.

Demikian sedikit ulasan tentang at-thibaq dan Al-muqabalah. Semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan atau tambahan silahkan di kolom komentar ya. El-fath.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamnu' min Ash-shorf

أدوات الشرط (Instrumen Kalimat Syarat)