Pelajaran Perdana di Mutawassith Tsani
Di hari pertama kali saya masuk DL (daurah
lughah) adalah pada tingkatan mutawassith tsani. Tak banyak yang saya
pelajari di hari ini, karena perkenalan masing-masing dari diri kami saja sudah
memakan waktu yang cukup lama. Namun pada intinya, pelajaran di DL hari ini
dapat dibagi menjadi dua bagian.
Bagian yang pertama
adalah pelajaran qowaid (tata bahasa arab), yang meliputi bagian nahwu,
shorf dan balaghah dan bagian keduanya adalah pelajaran qiro’ah yang
meliputi kitabah istima’ muhadatsah. Pelajaran pertama dimulai dari jam
satu siang hingga jam tiga sore, kemudian dilanjutkan dengan istirahat setengah
jam dan dilanjutkan dengan pelajaran ke dua dengan durasi 2 jam. Di hari
pertama, kami belajar mengenai pembagian uslub kalimah dalam balaghah.
Uslub kalimah
dalam balahgah terbagi menjadi dua: uslub khabariy (أسلوب خبري) dan uslub insyaaiy (أسلوب إنشائي) . Pengertian
dari uslub khabariy adalah perkataan atau statement (pernyataan)
yang mengandung unsur benar atau salah, atau bisa juga mengandung unsur
kebenaran atau kebohongan. Uslub khabariy pun ada dua, pertama adalah itsbat
(kalimat positif), contohnya adalah penyataan “hari esok akan ada ujian” . sedangkan yang kedua adalah nafiy
(kalimat negatif) atau kebalikan dari itsbat, contohnya adalah
pernyataan “Muhammad tidak hadir dalam
pelajaran nahwu”.
Kedua pernyataan di atas mengandung unsur benar
atau salah atau juga mengandung unsur kebenaran atau kebohongan, karena setiap jumlah
khabariy (kalimat kabar) itu mengandung unsur benar dan salah. Contoh pada
kalimat “hari esok akan diadakan ujian” adalah kalimat yang bisa dibenarkan
atau di salahkan, karena mengandung unsur kabar.
Berbeda dengan uslub khabariy,
pengertian dari uslub insyaaiy adalah sebuah pernyataan yang tidak
mengandung unsur benar atau salah. Uslub insyaaiy terbagi menjadi dua:
pertama adalah thalabiy (mengandung permintaan) dan kedua ghairu
thalabiy (tidak mengandung unsur permintaan).
Uslub thalabiy pun ada beberapa macam, yaitu:
- Al-Amr (perintah) contohnya adalah{كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} “makanlah dari apa yang diberikan oleh Allah”
- An-Nahyu (larangan) contohnya adalah {وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا} “janganlah kalian mendekati zina!”
- Al-istifham (pertanyaan) contohnya adalah {أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ} “apakah kalian tidak memperhatikan bagaimana unta dicptakan?”
- An-nida’ (seruan/panggilan) contohnya adalah {يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ} “wahai manusia, bertakwalah kepada tuhanmu dengan sebenar-benarnya takwa”
- At-tamanni (harapan yang tidak akan terjadi) contohnya adalah [ليت الشباب يعود يوما]“seandainya waktu muda dapat kembali walau sehari”
Peryataan-pernyataan
dari contoh diatas adalah pernyataan yang tidak mengandung unsur benar atau
salah. Karena pada hakikatnya, pernyataan-pernyataan tersebut tidak dapat
dihukumi benar atau salah. Seperti pada contoh kalimat “makanlah” hal tersebut
murni hanya untuk perintah dan tidak ada unsur membohongi atau menyalahi.
Sedangkan uslub
insyaaiy ghairu thalabiy mempunyai beberapa jenis pula, yaitu;
- At-ta’ajjub (pernyataan takjub) sighat (model) dari pernyataan takjub dalam bahasa arab terbagi menjadi dua model, yang pertama adalah ما أفعل... dan yang ke dua adalah أفعل به... contoh dari yang pertama adalah ما أجمل اللغة العربية dan yang kedua adalah أجمل باللغة العربية. Yang keduanya mempunyai arti betapa indahnya bahasa arab ini!
- Al-madh (pujian) contohnya adalah [نعم الرجل محمد] “sebaik-baik lelaki adalah Muhammad saw.”
- Al-dzam (celaan) contohnya adalah [بئس الرجل أبو لهب]“seburuk-buruk lelaki adalah Abu Lahab.”
- Al-qosam (sumpah) contohnya adalah {وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا} “demi matahari dan waktu duhanya.”
- Ar-rajaa’ (harapan yang akan terjadi) contohnya adalah [لعل الله يرحمنا] “semoga Allah merahmati kita”.
Kesemua contoh
pernyataan diatas dan sejenisnya adalah pernyataan yang tidak mengandung unsur
permintaan dan juga tidak mengandung unsur benar atau salah, sehingga tak dapat
dihukumi benar atau salah, namun hanya murni pada tujuan kalimat itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa uslub kalimah
dalam kajian balaghah terbagi menjadi
dua, yaitu uslub khabariy dan uslub insyaa’i. uslub khabariy terbagi menjadi
dua, yaitu itsbat dan nafiy. Begitupun
uslub insyaa’I terbagi menjadi dua juga; thalabiy dan ghairu thalabiy. Pada
bagian thalabi ada lima macam; al-amr, an-nahy, al-istifham, an-nida’ dan
at-tamanni. Begitu pula yang ghairu thalabiy terbagi menjadi lima macam;
at-ta’ajjub, al-madh, al-dzam, al-qasam, dan ar-rajaa’.
Demikian, itu lah
sedikit pelajaran yang dapat saya simpulkan dari DL hari ini, mudah-mudahan
tulisan ini dapat bermanfaat dan mempermudah mudzaakarah. Mari sama-sama
tumbuhkan terus semangat belajar dan istiqomah di dalamnya. Akhir kalam aktafi
bihadza al-qadr, ma’assalaamah wa ila al-liqa.
Komentar
Posting Komentar