Postingan

 Al-Ihkam Fi Ushul Al-Ahkam

Gambar
A. Tentang Kitab Judul Kitab: Al-Ihkam Fi Ushul Al-Ahkam Penulis: Saifuddin Al-Amidi Jilid / Volume: 2 / 4 Penerbit: Dar Kutub Ilmiyah (Libanon – Beirut) B. Biografi Singkat Ia adalah Abu al-Hasan Ali Bin Abu Ali Bin Muhammad Bin Salim al-Taghlabi. Dikenal dengan nama Saifuddin al-Amidi. Al-Amidi adalah nisbah kepada sebuah desa sebelah tenggara Turki. Dilahirkan di Amidi tahun 551 H / 1156 M. dan wafat di Damaskus hari selasa ketiga bulan safar tahun 631 H / 1233 M. Dijelaskan pada awalnya ia bermazhab Hambali. Dan menekuni Mazhab Hambali dalam bimbingan Abu al-Fath Nasr Bin Fityan Bin al-Muna al-Hambali di Baghdad. Disana juga ia belajar ilmu qiraat. Dan mendengar Hadis dari Abu al-Fath Bin Syatil. kemudian berpindah mazhab ke Syafi’i serta berguru kepada Syeikh Abu al Qasim Bin Fadhlan. Berselang beberapa tahun ia juga ke Mesir dan mendalami ilmu-ilmu rasional seperti logika dan filsafat. Beliau juga mengajar disebuah madrasah yang dekat dengan makam Imam Syafi’i. Dan ting...

Ismu Al-marrah dan Al-hai'ah

Ismu al-marrah (اسم المرة) adalah istilah untuk sebuah kata dalam bahasa arab yang menunjukan sebuah kejadian yang terjadi hanya sekali. Contohnya kata شَرْبَة وأَكْلَة وضَرْبة yang memiliki arti satu kali minum/tenggukan, satu kali makan dan satu kali pukul. Adapun cara membentuk ismu al-marrah tergantung pada berapa banyak huruf dalam satu kata. Jika kata tersebut hanya terdiri dari tiga huruf (tsulasi) maka cara membentuknya cukup dengan menyamakan dengan wazan fa'lah (فَعْلَة). Contohnya adalah نَظرة وقَتلة وجَلسة وشَربة. Misalnya perkataan "ضرب الأمير ال...

At-thibaq dan Al-muqabalah

At-thibaq (الطباق) secara istilah mempunyai makna menjejerkan dua buah kata atau lebih sehingga seperti saling berhadapan karena perbedaan diantara keduanya. Misalanya, kuat: lemah, hitam: putih, besar: kecil, dll. At-thibaq terbagi menjadi dua jenis, yaitu thibaq al-ijabi (positif) dan thibaq as-salbi (negatif). Adapun tibaq al-ijabi adalah menjejerkan dua kata yang berlawanan tanpa adanya adat an-nafy (kata yang menegatifkan). Misalnya pada kalimat "Allah memuliakan dan merendahkan siapa saja yang ia kehendaki" maka kata "memuliakan" dan "merendahkan" adalah at-thibaq. Dalam Alquran, Allah berfirman: (لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت) baginya kebaikan dari apa yang ia usahakan (dalam hal baik) dan baginya keburukan atas apa yang ia usahakan (dalam hal buruk). Dalam ayat ini ada at-thibaq antara kata "kebaika...

Majaz Mursal

Majaz mursal adalah istilah dalam bahasa arab yang digunakan untuk meletakkan suatu kata bukan pada tempatnya (makna aslinya) dengan adanya sebuah qorinah (kata pengikat) yang menafikan makna aslinya. Misalnya kata singa, jika kita gunakan dalam kalimat “singa itu memakan rusa” maka penggunaan kata singa di atas menunjukan makna hakiki yaitu hewan buas bukan bermakna majas. Namun jika kita gunakan singa pada kalimat “saya mendengar singa sedang berkhutbah” maka makna singa di sini adalah seseorang yang berhutbah dengan penuh semangat, dengan istilah lain singa podium. Singa yang dimaksud di sini bukanlah singa yang asli (hewan buas), namun singa yang bermakna majas yang diketahui dari qorinahnya yaitu kata “berkhutbah”. Dalam majaz mursal , dikenal bermacam-macam ‘ alaqah (sesuatu yang menjadi penghubung ) namun pada pembahasan kali ini dicukupkan dengan delapan ‘ alaqah saja, yaitu al-kulliyah, al-juz’iyah, al-haliyah, al-ma...

Mamnu' min Ash-shorf

Mamnu' min ash-shorf adalah istilah dalam bahasa arab yang digunakan untuk isim-isim yang tidak boleh bertanwin , baik kasratain , dhommatain ataupun fathatain . Secara garis besar, mamnu' min ash-shorf terbagi menjadi dua bagian, yaitu mamnu' li 'illah wahidah (tidak boleh ditanwinkan karena satu sebab) dan mamnu' li illatain au aktsar (tidak boleh ditanwinkan karena dua sebab atau lebih).

Berapa!?

Gambar
Kata kam (berapa) dalam bahasa arab mempunya dua jenis, yang kemudian juga mempengaruhi i'rab (status) kata selanjutnya, yaitu kam al-istifhamiyah (berapa untuk pertanyaan) dan kam al-khabariyah (berapa untuk memberi kabar). Kam al-istifhamiyah Kam al-istifhamiyah adalah jenis kam yang digunakan untuk bertanya tentang kuantitas sesuatu: berapa banyak? Contohnya adalah kalimat: كم كتابا قرأت؟ (berapa banyak kitab yang telah kamu baca?) Maka jawabannya adalah bisa satu, dua, tiga, atau seterusnya. Kaidahnya, kata setelah kam istifhamiyah menjadi berstatus tamyiz manshub mufrad, artinya setelah kam istifhamiyah harus manshub dan mufrad (singularis). Kam khabariyah Sedangkan kam khabariyah adalah kam yang mempunyai makna "betapa banyak" yang hanya digunakan untuk memberi kabar: tidak butuh jawaban, dan biasanya kam khabariyah ini diakhiri dengan tanda seru (!). Contohnya kalimat: كم ...

Al-isti'arah

Al-isti'arah (الاستعارة) secara bahasa mempunyai makna meminjam , yakni meminjam sebuah kata untuk digunakan bukan pada makna aslinya. Namun maknanya didapati dari logika kalimat dan teks dengan adanya sebuah qorinah (kata penghubung). Sedangkan al-isti'arah secara istilah adalah bagian dari at-tasybih baliigh yang dihapus salah satu rukunnya (al-musyabbah atau al-musyabbah bihi). Jika al-musyabbah bihi- nya maujud (ada), maka disebut al-isti'arah at-tashrihiyah, sedangkan juka al-musyabbah bihi -nya mahdzuf (dihilangkan) maka disebut al-isti'arah al-makniyah. Al-isti'arah at-tashrihiyah Al-isti'arah at-tashrihiyah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah at-tasybih baliigh yang ada/terlihat al-musyabbah bihi- nya. Contohnya adalah رأيت قمرا ينظف البيت (saya melihat rembulan sedang membersihkan rumah). Pada kalimat di atas terdapat peminjaman kata bulan yang diserupai dengan gadis cantik (شبه البنت الجميلة بالقمر). Maka: Gadis cantik...